Pada umumnya, menanam padi selalu dilakukan di lahan sawah yang luas. Namun, penyuluh pertanian Kabupaten Serang, Haerudin memperkenalkan sistem tanaman PaMin (Padi dan Ikan) secara hidroponik. Tanaman padi ini bisa dilakukan di lahan sempit seperti di halaman dan teras rumah.
Mahasiswa pascasarjana Prodi Ilmu Pertanian Universitas Sulatan Ageng Tirtayasa (Untirta) ini membuktikan sistem menanam padi beras hitam dengan sistem tanam PaMina secara hidroponik. Yakni, sistem tanam yang mengombinasikan bioflock dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik.
Sistem tanam ini merupakan sistem tanam terpadu yang dinilai efektif dan efisien. Sistem hidroponik mereduksi amonia dengan menyerap air buangan budidaya atau air limbah dengan menggunakan akar tanaman. Kemudian, bioflock merupakan sistem budidaya ikan intensif yang memanfaatkan prinsip daur ulang nutrien pakan yang terbuang melalui bakterial.
Bioflok merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi masalah kualitas air dalam akuakultur yang diadaptasi dari teknik pengolahan limbah domestik secara konvesional dengan bantuan mikroorganisme. Penggabungan budidaya ikan dengan sistem hidroponik berteknologi bioflok akan memaksimalkan produksi tanaman dan ikan pada lahan yang sempit sehingga bersifat efisien.
Haerudin mengatakan, belum banyak yang menerapkan sistem ini. Dalam sistem ini, pemeliharaan ikan dilakukan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan.